Warga Trauma, BBKSDA Tambah Personel untuk Tangkap Harimau Pemangsa 2 Manusia

Metrobatam, Pekanbaru – Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Provinsi Riau menambah jumlah personel untuk menangkap harimau sumatera yang memangsa dua warga di Kecamatan Pelangiran, Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), Riau. Penambahan personel ini dilakukan akibat bertambahnya korban jiwa dari manusia yang dimangsa harimau.

“Sebelumnya personel gabungan untuk melakukan penangkapan harimau tersebut berjumlah 17 orang. Sekarang kita tambah menjadi 23 orang,” kata Kepala BBKSDA Riau Suharyono, Senin (12/3).

Dalam tim tersebut juga terdapat petugas yang akan melakukan penembakan menggunakan obat bius. Penembakan bius merupakan salah satu alternatif untuk menangkap harimau sumatera itu.

Dalam melakukan penembakan menggunakan peluru obat bius diketahui tidak mudah, karena reaksi untuk membuat harimau tertidur cukup lama, sekira 40 menit. Lalu dalam tempo itu harimau diprediksi bisa lari jauh.

Bacaan Lainnya

“Menembak bius adalah salah satu cara untuk menangkap harimau tersebut. Dibutuhkan akurasi dan kesigapan personel untuk menanganinya. Jadi, butuh pertimbangan untuk menembak bius,” imbuhnya.

Ia memperkirakan bahwa harimau yang menyerang Yusri (34) pada 10 Maret 2018 malam adalah hewan yang sama menerkam Jumiati (33) pada 3 Januari 2018.

“Kita sangat meyakini bahwa harimau sama yakni Bonita. Harimau Bonita wilayah jelajahnya di Kecamatan Pelangiran,” imbuhnya.

Sebagaimana diketahui, pada 3 Januari 2018, Jumiati yang merupakan warga Kecamatan Pelanggiran tewas diterkam harimau buas. Karyawati perusahaan sawit PT THIP ini meninggal dunia setelah menderita luka di sekujur tubuhnya.

Terakhir pada 10 Maret 2018, harimau yang diduga Bonita kembali melakukan penyerangan di RT 038, Simpang Kanan, Dusun Sinar Danau, Desa Tanjung Simpang, Kecamatan Pelangiran, dengan korbannya bernama Yusri Efendi.

Trauma Serangan

Warga Simpang Kanan trauma dengan penyerangan harimau di Dusun Sinar Danau, Desa Tanjung Simpang, Kecamatan Pelangiran Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), Riau. Warga meminta petugas segera menangkap harimau bernama Bonita itu.

“Kepada warga yang trauma, kita minta tetap tenang. Warga juga meminta kami tetap tinggal di desanya,” ucap Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Provinsi Riau, Suharyono Senin (12/3).

Karena ketakutan, warga kemarin juga sempat meminta petugas agar tidak keluar dari desa mereka sebelum Bonita tertangkap. Petugaspun meyakinkan warga akan segera menangkap hewan buas yang sering berkeliaran di permukiman itu.

“Warga sempat menahan kita agar tidak keluar dari desa. Mereka masih ketakutan pasca serangan harimau itu dan meminta kita berada di daerahnya,” imbuhnya.

Untuk menenagkan warga Tim terdiri dari Polsek Pelangiran, BBKSDA Riau dan PT. THIP, menyambangi rumah rumah warga. Petugas memberikan pemahaman agar warga mengalami trauma psikis, akibat kejadian tersebut mentalnya bisa kembali pulih.

“Selain itu kita juga berpesan kepada warga agar meningkatkan kewaspadaan terhadap akan munculnya harimau. Warga juga diminta tidak bertindak berlebihan terhadap harimau tersebut. Harimau merupakan satwa yang dilindungi,” ucap Bhabinkamtibmas Desa Tanjung Simpang, Brigadir Erwin.(mb/okezone)

Pos terkait