Wawancara: Panggilan Emosional Pangkostrad ‘Bertarung’ di Pilkada Sumut

 

Metrobatam, Jakarta – Nama Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) Letnan Jenderal (Letjen) TNI Edy Rahmayadi belakangan disebut-sebut ikut meramaikan bursa calon gubernur (cagub) pada Pilkada Sumatera Utara (Sumut) 2018.

Karirnya di TNI sebenarnya masih hingga 2019 mendatang. Namun, panggilan hati membuatnya seakan berpaling. Ia memantapkan diri untuk mencalonkan menjadi gubernur.

Lantas, bagaimana strategi mantan Pangdam Bukit Barisan ini untuk bertarung pada Pilkada Sumut, Juni 2018 mendatang? Kepada Djibril Muhammad di Makostrad, Jakarta Pusat, pekan lalu, Edy Rahmayadi mengungkapkan alasannya.

Bacaan Lainnya

Mengapa sekarang terpanggil untuk maju ke Pilkada 2018?

Karena saya beragama Islam, guru ngaji saya menyampaikan, haram hukumnya bagi saya membangga-banggakan diri untuk menjadi seorang pemimpin. Itu sabda Rasulullah. Tetapi, apabila ada sebagian anak Adam yang meminta saya memimpin, apabila saya tidak mau kelak akan tidak dihiraukan oleh Allah dari padang Mashar sampai ke akhirat. Itu yang pertama.

Yang kedua, saya didatangi tokoh agama dari Nasrani, Buddha, Muslim (ulama) dan tokoh masyarakat. Mereka meminta saya untuk ikut serta membenahi Sumatera Utara. Akhirnya terjadilah pembicaraan yang panjang. Dan saya terima itu dan saya putuskan dan insya Allah saya akan maju (dalam) pesta demokrasi 2018 khususnya di Sumatera Utara.

Awalnya berat (untuk memutuskan maju)?

Awalnya kita pertimbangkan. Saya belum pernah mengurusi orang sipil. Saya biasa mengurusi tentara. Mengurusi orang sipil, terkadang diminta siap, garuk-garuk. Nah itu, yang banyak perlu saya pertimbangkan.

Tapi, ada satu panggilan emosional saya. Saya selaku orang Sumatera Utara, alangkah naifnya saya yang sudah keluar dari Sumatera Utara, begitu saya diajak kembali untuk bersama-sama membangun Sumatera Utara, lalu hal ini saya tolak.

Prosesnya berapa lama?

Ada satu tahun. Perenungannya cukup panjang.

Jadi positif mencalonkan?

Sudah positif, positif akan maju. Saya juga sudah lapor atasan dan tinggal mengajukan surat resmi dan insya Allah dikabulkan.

Tanggapan dari atasan?

Ya sekarang tinggal bagaimana beliau, masih senyum-senyum. Awalnya dilarang, tapi sekarang sudah senyum-senyum. Sekarang sudah ada tanda-tanda kehidupan.

Awalnya dilarang? Bisa dijelaskan?

Saya masih pensiun 2019 dan rupa-rupanya ada tempat-tempat yang direncanakan TNI untuk tempat saya. Tetapi saya memilih lain karena TNI anggotanya juga banyak tidak hanya saya. Dalam TNI kan ada yang lain. Insya Allah atasan saya menerima. Kita ingin membangun baik di TNI maupun sipil. Kan sama saja itu.

Sekarang tinggal mengajukan surat pengunduran diri?

Insya Allah Januari karena sesuai peraturan KPU, Januari.

Sudah ada kepastian partai lainnya selain Hanura?

Saya sudah komunikasi dengan beberapa parpol, dengan Partai Hanura, Partai Golkar, PDIP, PKB

Dua eks Gubernur Sumut (Syamsul Arifin dan Gatot Pujo Nugroho) terlibat kasus korupsi termasuk DPRD-nya. Sehingga, KPK menetapkan Sumut sebagai salah satu daerah binaan karena marak kasus korupsi. Terobosan yang akan dilakukan?

Saya akan berbuat yang terbaik. Tujuan saya menjadi gubernur bukan hanya menjadi gubernur, bukan hanya mengambil power (kekuasaan). Saya bisa berbuat sesuai dengan power saya itu dan insya Allah saya akan mengembalikan posisi Sumatera Utara pada posisi the big five di seluruh provinsi di Indonesia. Nah, sekarang ini Sumatera Utara jauh sekali. Pada zaman saya SMA, Sumatera Utara nomor tiga. Nomor satunya Jakarta, nomor dua Surabaya, nomor tiga Sumatera Utara.

Itu dari segi pembangunan saja?

Keseluruhannya. Kemakmuran. Ada laboratoriumnya (baca: penelitian atau survei). Itu ada di Lemhanas. Kebetulan saya pernah menjadi dosen di Lemhanas, sehingga saya tahu kondisi itu. Itu semua provinsi yang ada di Indonesia.

Bagaimana peta kekuatan politik untuk Pilkada Sumut 2018 menurut Anda?

Nah ini yang saya sedang belajar. Yang jelasnya 30 persen Sumut itu adalah menengah ke atas, 70 persennya menengah ke bawah. Dan kita ini one man one vote dalam demokrasi. Yang jelasnya profesor dengan tukang sapu itu posisinya sama dalam memilih seorang gubernur. Nah ini yang sedang saya pelajari.

Kita harus sampai turun ke bawah. Petani juga mencucuk (baca: menanam) padi, juga suaranya satu. Petani ini harus tahu saya. Nah, ini dengan waktu yang saya miliki, kalau ada, mulainya 1 September ini saya mulai, berarti sampai Desember mereka harus kenal saya itu.

Saya akan turun ke bawah. Nah, inilah peta politik. Yang saat ini kalau dari partai kekuatan kursi itu ada Partai Golkar 17 kursi, PDI Perjuangan (16), Partai Demokrat (14), Partai Gerindra (13), Partai Hanura (10), Partai Keadilan Sejahtera (9), Partai Amanat Nasional (6), Partai NasDem (5), Persatuan Keadilan Bangsa (10).

Optimis menang?

Insya Allah 20 kursi karena peraturannya adalah 20 persen sehingga saya, bukan UU tapi peraturan KPUD, kalau pemilihan ini harus 20 persen suara. Insya Allah saya akan dapatkan itu.

Sumut juga dikenal dengan kasus konflik lahan antara petani, warga adat dan korporasi. Apa sikap Anda soal ini?

Kita tegakkan kepastian hukum. Kita akan membentuk tim. Tim yang akan mempelajari hukum terkait kondisi lahan. Kita lakukan sosialisasi kepada rakyat, yang benar-benar tidak memiliki dan bukan haknya. Kita siapkan tim sebagai keamanan dalam rangka meluruskan atau menertibkan orang-orang yang menggunakan lahan, yang tidak kompeten memiliki lahan. Jadi jelas kita akan pastikan. Jelas hukum yang akan bermain, bukan pemilik lahan, ya silakan tinggalkan tempat.

Apa yang dapat ditawarkan sosok militer macam Anda sedangkan beberapa calon lainnya dari sipil?

Sebenarnya persoalan sipil dan militer itu apa perbedaannya. Saya sendiri tidak tahu. Saya katanya disuruh senyum-senyum. Persoalannya bukan senyum-senyum. Persoalannya apa yang ingin kita lakukan. Biar pun senyum-senyum, tapi kalau hukum harus tetap jalan. Jika kita galak-galak, hukum juga harus jalan. Itu yang menjadi persoalan. Jadi itu intinya. Intinya adalah ketegasan, kepastian hukum. Itu yang jelas. Mau senyum, mau marah, yang pasti harus ikut prosedur.

Ada sinyal dukungan dari PKS? (Sebelum wawancara, politikus PKS Aboe Bakar Alhabsy bertemu Edy Rahmayadi)

Tadi tidak bicara itu. Beliau bertamu. Beliau nanya persis sama. “Pak, bener bapak mau maju?” Begitu juga tanyanya. Saya jawabnya, “Insya Allah.” Hanya itu saja. Insya Allah. (Aboe Bakar bilang) “Saya hanya kepengen tahu bapak serius tidak maju.” Sinyal itu? bukan, beliau hanya ingin memastikan langsung dari saya.

Soal pendamping, adakah syarat?

Yang penting bagi saya loyalitas. Siapa pun orangnya. Mau yang loyal itu orang lama atau orang baru. Karena kan saya tidak terlalu paham dengan administrasi. Kalau sudah loyal enak. Kalau tidak loyal, seperti sekarang ini berkelahi terus. Padahal seharusnya berkoordinasi. Jadi orang nomor dua itu hak saya, prerogatif saya.

Nama-nama calon pengganti Pangkostrad sudah masuk ke Dewan Kepangkatan Tinggi (Wanjakti) TNI?

Nanti saya coba akan melihat. Kostrad itu memiliki karakteristik tersendiri. Lihat itu mantan-mantan Pangkostrad. Tidak ada mantan pangkostrad yang tidak hebat. Dari mulai pak Soeharto dan terakhir Pak Mulyono, sekarang KSAD, ada Pak Wiranto, pak Prabowo, ada Pak Ryamizard Ryacudu, ada Pak Bibit Waluyo, Pak George Toisutta. Semua lengkap di situ. Artinya ada kriteria sendiri untuk menjadi pangkostrad. Yang pasti ya orang Kostrad. Dia komando strategis angkatan darat. Komando strategis angkatan darat hanya satu di Indonesia. Semua membaca tentang kondisi strategis di Indonesia karena pasukan terbesar di Indonesia ini ya Kostrad ini.(mb/cnn indonesia)

Pos terkait