Wiranto Sebut Hoaks Sama dengan Teror

Metrobatam, Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto menyebut berita bohong atau hoaks yang marak belakangan sama dengan aksi teror. Menurut dia, munculnya hoaks itu tak lepas dari kemajuan teknologi yang berkembang sangat cepat.

“Hoaks itu kan teror sebenarnya. Teror lho, karena menyebarkan berita palsu, berita bohong yang bisa buat takut, mengancam, buat kacau, buat resah,” ujar Wiranto saat ditemui di kantor Wakil Presiden RI, di Jakarta, Rabu (9/1).

Wiranto mengatakan telah meminta pada aparat keamanan untuk menindak siapa pun pelaku penyebar hoaks. Apalagi dengan perkembangan teknologi saat ini, pelacakan penyebar hoaks lebih mudah dilakukan.

“Kita sudah ada sistem yang mampu melacak hoaks, itu asal dari mana terlacak sekarang. Makanya kita cepat tahu asal usul pertama kali itu dimunculkan dari mana,” katanya.

Bacaan Lainnya

Belakangan, kasus hoaks muncul terkait kontainer surat suara yang tercoblos di Tanjung Priok, Jakarta Utara. Sejumlah elite di dua poros Pilpres 2019 saling tuding.

Namun, kabar tercoblosnya surat suara itu tak benar. Polisi akhirnya menetapkan tiga tersangka HY, LS, dan J. Terakhir polisi kembali menetapkan seorang tersangka bernama Bagus Bawana Putra yang ternyata Ketua Umum Dewan Koalisi Relawan Nasional Prabowo-Sandiaga Uno.

Sementara juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Maruf Amin, Tubagus Ace Hasan Syadzily menyatakan kubu Prabowo Subianto-Sandiaga Uno sudah kehilangan akal sehat untuk mengalahkan pihaknya di Pilpres 2019.

Hal itu terbukti dari penangkapan relawan Prabowo yang diduga sebagai penyebar hoaks tujuh kontainer berisi surat suara tercoblos.

“Mereka sudah kehilangan akal sehat untuk mengalahkan Jokowi-Kyai Ma’ruf, kecuali dengan jalan hoaks dan kebohongan yang terus-menerus,” ujar Ace dalam keterangan tertulis, Rabu (9/1).

Ace menuturkan hoaks tujuh kontainer berisi surat suara tercoblos hanya merupakan salah satu dari sekian hoaks yang diproduksi oleh kubu Prabowo-Sandiaga. Oleh karena itu, ia meyakin hoaks adalah strategi politik paslon nomor urut 02 itu.

Lebih lanjut, Ace, yang merupakan politikus Partai Golkar ini, menilai hoaks tujuh kontainer berisi surat suara tercoblos juga menilai sebagai upaya kubu Prabowo-Sandiaga mendelegitimasi Komisi Pemilihan Umum agar dianggap sebagai lembaga yang tidak kredibel.

“Mereka tidak siap kalah yang akhirnya menggugat keberadaan KPU sebagai penyelenggara pemilu. Ini berbahaya bagi demokrasi kita,” ujarnya.

Di sisi lain, Ace mengapresiasi langkah Kepolisian menangkap terduga pelaku pembuat hoaks tersebut. Namun, ia berharap Kepolisian juga mampu menangkap aktor intelektual dan penyebar narasi hoaks tersebut.

Sebab, ia menilai hoaks merupakan tindakan kriminal yang berbahaya karena dapat menghasut, memfitnah, hingga memecah belah bangsa.

“Hal tersebut tidak hanya membuat gaduh melainkan berpotensi mendegradasi kepercayaan masyarakat, baik kepada KPU maupun pemerintah dalam penyelenggaraan pemilu tahun 2019,” ujar Ace.

Sebelumnya, kepolisian menangkap Ketua Umum Dewan Koalisi Relawan Nasional (Kornas) Prabowo Presiden, Bagus Bawana Putra, di Bekasi, Senin (7/1). Ia diduga sebagai aktor utama pembuat hoaks surat suara.

Terpisah, Anggota Dewan Pengarah Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga, Fadli Zon, mengklaim pihaknya tak menemukan nama Bagus Buwana Putra dalam daftar relawan yang tercatat di BPN.

“Saya kira tidak ada, yang sudah kita telusuri tidak ada atas nama itu,” klaimnya. (mb/cnn indonesia)

Pos terkait